» » » Mengenal Grounding Penangkal Petir

Mengenal Grounding Penangkal Petir

Penangkalpetir.web.id – Grounding system adalah suatu perangkat instalasi yang berfungsi untuk melepaskan arus petir kedalam bumi, salah satu kegunaannya untuk melepas muatan arus petir. Standart kelayakan grounding atau pembumian harus bisa memiliki nilai tahanan sebaran atau resistansi maksimal 5 Ohm (Bila di bawah 5 Ohm lebih baik). Material grounding system penangkal petir atau anti petir dapat berupa batang tembaga, lempeng tembaga atau kerucut tembaga, semakin luas permukaan material grounding penangkal petir atau anti petir yang di tanam ke tanah maka resistansi akan semakin rendah atau semakin baik.

Grounding system, dalam konteks listrik dan penangkal petir, adalah proses menghubungkan sistem listrik atau struktur ke tanah untuk menyediakan jalur yang aman bagi aliran arus listrik. Tujuan utama dari grounding adalah untuk melindungi orang, peralatan, dan struktur dari bahaya listrik, seperti petir atau kebocoran arus listrik. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang grounding:

Fungsi dan Tujuan Grounding

  1. Keamanan:
    • Grounding melindungi orang dari sengatan listrik dengan menyediakan jalur yang aman bagi arus listrik untuk mengalir ke tanah.
    • Mengurangi risiko kebakaran akibat lonjakan listrik atau hubungan pendek.
  2. Perlindungan Peralatan:
    • Melindungi peralatan listrik dan elektronik dari kerusakan akibat lonjakan listrik atau petir.
    • Menstabilkan tegangan listrik, mengurangi fluktuasi tegangan yang dapat merusak perangkat elektronik.
  3. Kinerja Sistem Listrik:
    • Meningkatkan kinerja sistem listrik dengan memberikan jalur referensi yang stabil.
    • Memastikan sistem proteksi seperti pemutus sirkuit dan sekering bekerja dengan baik dalam mendeteksi dan mengatasi kesalahan listrik.

Komponen Utama dalam Sistem Grounding

  1. Batang Grounding:
    • Batang logam yang ditanam ke dalam tanah untuk menyediakan kontak fisik dengan bumi.
    • Biasanya terbuat dari tembaga, besi galvanis, atau bahan logam lainnya yang tahan korosi.
  2. Kabel Grounding:
    • Kabel yang menghubungkan peralatan listrik atau struktur dengan batang grounding.
    • Kabel ini harus memiliki konduktivitas yang baik dan tahan terhadap kerusakan.
  3. Terminal Grounding:
    • Titik koneksi di mana kabel grounding terhubung ke sistem listrik atau perangkat tertentu.

Jenis-jenis Grounding

  1. Grounding Pelindung (Protective Grounding):
    • Grounding yang digunakan untuk melindungi manusia dari bahaya sengatan listrik dengan menghubungkan bagian logam dari perangkat listrik ke tanah.
  2. Grounding Fungsional (Functional Grounding):
    • Grounding yang digunakan untuk tujuan operasi sistem listrik, seperti stabilisasi tegangan dan fungsi operasional lainnya.
  3. Grounding Penangkal Petir:
    • Grounding yang dirancang khusus untuk menangani energi petir, mengalirkannya ke tanah dengan aman untuk mencegah kerusakan pada bangunan dan perangkat.

Proses Grounding

  1. Pemilihan Lokasi:
    • Lokasi grounding dipilih berdasarkan kondisi tanah, seperti kelembaban dan konduktivitas.
    • Tanah yang lembab dan konduktif lebih efektif untuk grounding.
  2. Instalasi Batang Grounding:
    • Batang grounding ditanam ke dalam tanah dengan kedalaman yang cukup untuk memastikan kontak yang baik dengan tanah.
    • Pada beberapa kasus, digunakan lebih dari satu batang grounding yang dihubungkan bersama untuk meningkatkan efektifitas.
  3. Koneksi Kabel Grounding:
    • Kabel grounding harus terhubung dengan baik ke batang grounding dan peralatan listrik yang dilindungi.
    • Sambungan ini harus dilindungi dari korosi dan kerusakan mekanis.
  4. Pengujian Grounding:
    • Setelah instalasi, sistem grounding diuji untuk memastikan resistansi tanah berada dalam batas yang dapat diterima.
    • Pengujian ini penting untuk memastikan sistem bekerja dengan efektif.

Bahan Grounding system Penangkal Petir

Bahan grounding (pentanahan) untuk penangkal petir sangat penting untuk memastikan sistem penangkal petir berfungsi dengan efektif. Grounding system yang baik akan mengalirkan energi listrik dari petir ke tanah dengan aman, mengurangi risiko kerusakan pada struktur dan perangkat elektronik. Berikut beberapa bahan yang umum digunakan untuk grounding penangkal petir:

  1. Tembaga (Copper):
    • Tembaga adalah salah satu bahan yang paling populer untuk grounding karena konduktivitasnya yang tinggi.
    • Tembaga juga tahan terhadap korosi, menjadikannya pilihan yang tahan lama.
    • Bentuk tembaga yang sering digunakan termasuk batang tembaga, plat tembaga, dan kabel tembaga.
  2. Besi Galvanis (Galvanized Steel):
    • Besi galvanis sering digunakan karena lebih ekonomis dibandingkan tembaga.
    • Lapisan seng pada besi galvanis memberikan perlindungan terhadap korosi.
    • Biasanya digunakan dalam bentuk batang atau pipa.
  3. Besi Cor (Cast Iron):
    • Meski tidak sepopuler tembaga dan besi galvanis, besi cor juga digunakan sebagai bahan grounding.
    • Umumnya digunakan dalam aplikasi di mana diperlukan berat tambahan untuk grounding yang stabil.
  4. Aluminium:
    • Aluminium adalah alternatif yang lebih ringan dan lebih murah dibandingkan tembaga.
    • Konduktivitas aluminium lebih rendah daripada tembaga, sehingga diperlukan penampang yang lebih besar untuk mendapatkan performa yang sama.
  5. Batang Logam Lainnya:
    • Kadang-kadang digunakan kombinasi logam atau logam lain seperti nikel, tergantung pada kebutuhan spesifik dan lingkungan.

Selain memilih bahan yang tepat, penting juga untuk mempertimbangkan metode instalasi dan kondisi tanah. Tanah yang lembab dan konduktif akan lebih efektif dalam sistem grounding dibandingkan tanah yang kering dan berbatu. Selain itu, perawatan rutin dan inspeksi sistem grounding juga penting untuk memastikan kinerjanya tetap optimal.

Langkah-langkah dalam Instalasi Grounding Penangkal Petir:

  1. Pemilihan Lokasi:
    • Pilih lokasi yang memiliki kelembaban tanah yang cukup dan jauh dari bangunan utama.
  2. Pemasangan Batang Grounding:
    • Batang grounding (biasanya panjangnya sekitar 2-3 meter) ditanam ke dalam tanah. Kedalaman penanaman harus memastikan kontak yang baik dengan tanah yang lembab.
  3. Koneksi dengan Kabel Grounding:
    • Kabel grounding yang menghubungkan batang grounding dengan penangkal petir harus dipastikan memiliki sambungan yang kuat dan tahan terhadap korosi. Sambungan ini biasanya dilindungi dengan penutup khusus untuk mencegah kelembaban masuk.
  4. Pengujian dan Pemeriksaan:
    • Setelah instalasi, lakukan pengujian untuk memastikan bahwa resistansi tanah berada dalam batas yang diterima (biasanya kurang dari 10 ohm).
    • Pemeriksaan rutin setiap beberapa tahun penting untuk memastikan tidak ada kerusakan atau korosi yang dapat mempengaruhi kinerja sistem grounding.

Dengan memperhatikan pemilihan bahan dan prosedur instalasi yang tepat, sistem penangkal petir dapat berfungsi secara efektif dan memberikan perlindungan yang maksimal terhadap bangunan dan perangkat elektronik di dalamnya.

Dengan grounding yang tepat, risiko bahaya listrik dapat dikurangi secara signifikan, memberikan perlindungan yang lebih baik untuk manusia, peralatan, dan struktur bangunan.